Di bawah
langit-Mu
Bersujud
semua memuji memuja asma –Mu
Dan
bertasbih semua makhluk-Mu mengharap
Cinta
dan kasih-Mu
Masih teringat jelas, saat-saat terakhirku bekerja di Malaysia.
Meneteskan peluh demi mengharapkan ridho dan rezeki Allah dari jalan yang halal.
Lagu itulah yang selalu ku putar untuk menemani malam-malamku.
Menghabiskan kerja dengan membuat stock taking sambil menunggu troli pergantian
shift datang.
Masih teringat jelas saat asaku masih menggebu untuk melanjutkan
belajarku ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, walau entah biaya dari mana.
Namun telah ku bulatkan tekad. Sepulang dari Malaysia, aku harus kuliah. Harapanku
tak pernah putus mengharapkan keajaiban untuk bisa mengantarku ke bangku
perguruan tinggi. Inilah ikhtiarku ya Allah, doaku pun tak pernah terputus.
Selalu ku ingat perjuanganku di negeri orang untuk menjemput
rezeki. Agar selalu menyemangatiku untuk terus maju dan pantang menyerah saat
sekarang ini,saat aku telah mampu menginjakkan kaki di perguruan tinggi. Masih
ku ingat saat itu. Ku habiskan malam-malamku tanpa tidur untuk mengejar kerja
overtime. Tanpa lembur, maka gaji normal saja tidak akan cukup untuk sekdar memenuhi biaya hidup di
Malaysia.
Masih ku ingat malam-malamku kala aku menancapkan semangat, saat
teman-temanku menyerah dan mulai pergi tidur. Aku masih dengan semangat
terkantuk-kantuk menyelesaikan tugasku. Ini adalah tanggung jawab dan harus aku
selesaikan dengan baik. Tak peduli rasa penat di badan. Tak peduli rasa kantuk
dan perut lapar. Semangat cinta karena Allah masih terus melekat.
Masih tersadar dalam anganku, apapun yang aku kerjakan, semua itu
hanyalah ikhtiar. Semua hanyalah usaha, dan Allahlah yang berhak untuk
menentukan hasilnya. Berdoa dan berusaha mengerjakan segala sesuatu dengan
baik. Karena dimanapun saat itu aku berada. Walau aku nun jauh dari keluarga,
sanak saudara maupun handai taulan namun aku berdiri di atas bumi Allah. Aku
berjalan di bawah langit-Nya. Terus mengharap kemurahan-Nya. Dengan semangat
yang tak lekang oleh panas dan tak lapukk oleh hujan.
Masih,,,, masih di bawah langit-Nya. Saat aku berusaha untukk
mencari informasi tentang beasiswa, jemariku mengantarkanku kepada sebuah
artikel yang menyuntikkanku sejuta semangat dan harapan baru. Dengan kisah
mahasiswa bersemangat yang sama. Dalam artikelnya yang memberi inspirasi ia
menulis “La tahzan, Innallaha ma’ana” jangan bersedih sesungguh-Nya Allah
bersamaku.
Masih bernafas di bawah langitnya saat hidupku pun seperti mendapat
suntikan seribu semangat baru, secersah mentari yang lebih hangat di hari yang
baru. Saat sedih, dalam kesempitan bukankah kita masih memiliki sepertiga malam
yang akhir untuk meminta petunjuk dan pertolongan-Nya. Bukankah kita masih
memiliki pintu-pintu rahmat-Nya untuk bersimpuh di hadapan sang Raja. Mengapa
kita harus berputus asa.
Masih berdiri bawah langit-Nya ku gapai semua asa, cita dan cintaku
dengan semangat menggebu. Ku gapai asaku. Ku bangun mimpiku, kugapai
bintang-bintang yang telah lama kedambakan untuk menerangi langkahku. Saat aku
melihat pemimpin-pemimpin perusahaan yang sedang lalu lalang di pabrik tempatku
bekerja di Malaysia, aku pun bermimpi berdiri di samping mereka, dengan
kemampuan yang sama. Ku tatap langit biru Malaysia, ku terbangkan angan dan
mimpiku bersama burung-burung yang melintasi cakrawala. Biar ragaku disini,
namun mimpiku tak pernah terpenjara pada situasi. Anganku tetap melambung
tinggi.
Ah, semuanya begitu indah untuk diingat. “Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Di bawah langit-Mu, entah dimanapun itu. Semua jemari bertengadah
mengharap redha dan kemurahan-Mu. Setiap nafas berharap ampunan dan karunia-Mu.
Dibawah langitmu, ku tulis semua cerita dan kisahku. Sampai nanti ruh ini
berpisah dengan jasadku, sampai waktu nanti kan terhenti dan tak berputar
kembali....
Comments
Post a Comment