Each of us is unique. Like
snowflakes that look the same,but under microscope are different. We each have
our own specialness that nobody else posseses.
Setiap dari
kita pasti berbeda. Seperti butiran salju yang terlihat sama, namun jika
dilihat dibawah mikroskop maka akan terlihat berbeda. Setiap dari kita memiliki
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Setiap dari
kita pasti memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Karena semua makhluk pasti diciptakan dengan berbeda. Tinggal bagaimana cara
kita menemukan potensi kita dan memaksimalkannya.
Seberapakah
potensi kita? Sudahkah kita memaksimalkan potensi yang kita punyai? Seberapa
banyakkah usaha kita untuk memaksimalkannya? Pertanyaan-pertanyaan tersebutlah
yang harus muncul dibenak kita agar kita dapat memaksimalkan potensi kita. Kita
harus terus bermonolog dengan diri kita sendiri agar kita terus berusaha untuk
mengembangkan diri.
Ada beberapa
orang yang sama sekali tidak bisa menemukan potensi ataupun bakat dalam dirinya
seumur hidupnya, bahkan sampai mati. Ada beberapa orang yang bisa menemukan
potensi dirinya, namun ketika ia telah tua dan terlambat. Dan ada juga orang
yang bisa menemukan bakat dirinya sejak awal dan ia berhasil memaksimalkan
potensinya tersebut untuk kejayaannya dan untuk bermanfaat bagi orang lain.
“Jika seseorang
memiliki bakat, dan ia tidak dapat menggunakannya maka ia GAGAL. Jika seseorang
memiliki bakat dan ia berhasil menggunakan separuhnya, maka ia SEPARUH GAGAL.
Jika seseorang memiliki bakat dan belajar bagaimana cara memaksimalkan seluruh
potensinya,, maka ia mendapat kejayaan yang agung serta keberhasilan yang hanya
sedikit orang yang mengetahuinya” (Thomas Wolfe)
Terkadang kita
iri melihat orang lain dengan banyak kelebihan. Dan ketika kita melihat kepada
diri kita sendiri, kita melihat begitu banyak kekurangan kita. Lalu kita ingin
meniru orang tersebut, blindly imitate. Yang terkadang tidak sesuai dengan
kepribadian kita. Atau terkadang kita merasa berkecil hati dan depresi.
Jika itu yang
terjadi, maka segeralah untuk mereset ulang cara berpikir kita. Kita instal
ulang perilaku kita dan perasaan kita dalam menghadapi depresi. Munculkan
keyakinan bahwa sebenarnya kita tidak lebih buruk dari mereka, hanya saja kita
berbeda. Dan bagaimana cara menemukan kelebihan kita dan memaksimalkannya
adalah salah satu tindakan yang harus segera kita lakukan. Allah Yang maha Adil
pasti melebihkan kita dari makhluk lain.
Cara berpikir
yang rendah diri harus sesegera mungkin kita ubah. Bagaimana cara kita agar
konsisten menghargai diri sendiri. Namun juga tidak sombong yang berlebihan.
Bagaimana cara kita untuk mencapai target kita. Buanglah semua keraguan dan
ketidakmungkinan. Anyting is possible. Dan jangan biarkan diri kita hidup tanpa
cita-cita.
Tujuan hidup
kita yang utama adalah menghidupkan sebanyak mungkin bakat, kemampuan dan hasrat kita yang
memungkin kita untuk berkreasi. Anugrah terbesar disediakan bagi mereka,
orang-orang yang menghadirkan nilai terbesar untuk menghargai diri mereka
sendiri dan orang2 disekeliling mereka. Apa yang kita capai merupakan paduan
dari bakat, tekad, keyakinan, keberuntungan dan kepercayaan serta pikiran
positif terhadap diri sendiri.
Originally written by Rahma
Martiana
Don’t forget to leave your
comment J
Comments
Post a Comment