Ketika aku
bangun dari tidur, aku awali hariku dengan ucapan terima kasih. Terima kasih
kepada Allah, yang telah memberi nafas dan kesempatan untuk bangun di pagi hari
dan menikmati segarnya pagi dalam keadaan sehat. Dan aku juga berjanji setiap
pagi, bahwa hariku dimulai hari ini, maka aku berjanji untuk membuat hariku
dapat menginspirasi orang lain. Agar setiap hariku bermanfaat.
Terbangun
dari tidur, pergi ke kampus, pulang, mengajar les, sebuah rutinitas yang kita
lakukan setiap hari. Karena terbiasa, aku takut diriku menganggap hari ini ku
hari biasa, karena sesungguhnya setiap hari adalah hari yang luar biasa. Dan
aku mensyukurinya. Aku berterima kasih pada Allah atas mata ini sebagai alat
optika tercanggih di dunia, atas telinga sebagai sistem pendengaran yang
tercanggih juga ini, atas kulit ini dan atas semua hal luar biasa yang aku
rasakan setiap hari sebagai keajaiban hidup. Aku melangkahkan kakiku pasti dan
aku terus berjalan. Melewati lorong terjal yang kadang berliku. Aku terus
berjalan setiap hari. Tidak peduli seberapa pelan, yang terpenting bahwa aku
tidak pernah berhenti. No matter how
slow, the point is we don’t stop.
Aku sangat
bersyukur, karena dapat kuliah di jurusan teknik Informatika. Membuat satu
program sederhana saja begitu sulitnya, membuatku menyadari betapa canggih dan
luar biasanya sistem pemrograman dan database
yang dimiliki oleh Allah yang telah ia jelaskan dalam Al-qur’an. Semuanya
membuatku berterima kasih atas semua ilmu pengetahuan yang Ia berikan. Meskipun
belum banyak yang aku ketahui, namun membuatku dapat berpikir, merenung dan
memutuskan jalan yang kuhendaki di depan.
Meskipun
banyak orang yang berkata ini itu, meskipun banyak kritikan tentang jurusan
yang aku ambil, namun aku mencoba untuk melihatnya dari sisi positif. Karena
ini adalah hidupku, dan ini adalah jalan yang telah aku ambil. Tidak peduli
seberapa buruk, namun tidak akan berguna menyalahkan orang lain. Ini adalah
jalan yang aku pilih dan setiap hal yang terjadi di baliknya adalah tanggung
jawabku. Menyalahkan orang lain tidak akan menyelesaikan masalah. Aku yakin,
setiap hal kecil apapun itu, terjadi karena ada alasan di baliknya. Dan aku
selalu ingin memandangnya dari kacamata bening dari hatiku, untuk senantiasa
berkhuznudzon kepada Allah.
Menjadi
seorang guru les bagiku adalah keajaiban. Sejak kecil aku menginginkan menjadi
guru,namun tidak mudah jalan untuk kesana. Namun, di tengah perjalanan, aku
dipercaya menjadi guru informal, yaitu guru les. Dan aku sangat bahagia
menjalaninya. Itu adalah sebuah keajaiban, dan Allah benar-benar mendengar dan
mengabulkan doa-Ku lewat jalannya yang lain. Aku belajar setiap hari
untuk mempersiapkan diriku agar siap mengajar. Aku harus mengaplikasikan semua
hal yang sudah aku dapatkan agar dapat diterima oleh teman-teman kecilku yang
semuanya duduk di bangku SMP. Semuanya terjadi begitu indah.
Mungkin, aku
tidak memiliki gelar sarjana pendidikan. Yang terkadang membuatku minder untuk
mengajar. Namun seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa setiap potensi
itu ada di dalam diri kita dan kita harus menggalinya.
Meskipun aku
tidak memiliki gelar sarjana pendidikan secara formal, namun aku memiliki
banyak pengalaman dalam bidang mengajar. Aku mengajari semua muridku dengan
hati, dengan ketulusan dan dengan kesungguhan. Karena pendidikan adalah sebuah
kegiatan untuk transfer ilmu dan nilai-nilai kehidupan. Hakikat dari pendidikan
adalah transfer of knowledge, transfer of value, transfer of religion,
transfer of culture. Aku juga mteembantu man-temanku kuliah yang lain
saat mereka tidak memahami pelajaran dan semuanya terasa begitu indah. Aku
belajar dengan membantu mereka belajar. 'Helping myself by helping others',
aku membantu diriku sendiri dengan membantu orang lain. Aku bersyukur
memiliki teman yang tulus di dalam kampus. Teman yang menemani saat suka maupun
duka dan tidak pernah mementingkan diri sendiri. Kita ibarat alam semesta yang
tidak dapat hidup tanpa satu sama lain, dan kami menyempurnakan kehidupan kam
dengan saling membantu dan menghargai satu sama lain. Kepadamu teman-teman, aku
berterima kasih. Terima kasih karena aku banyak belajar dari kalian.
Aku
tidak ingin melepaskan pekerjaan mulia sebagai guru ini. Aku ingin mengantar
Halim, Rijal, Puput, Andre dan anak-anak yang lain di SDN Ronowijayan
yang aku ajar untuk menggapai mimpi mereka. Aku ingin membimbing mereka untuk
bercita-cita setinggi mungkin melewati asa nan biru untuk menggapai langit
kesuksesan di masa depan. Ah, rasanya mimpi itu begitu indah. Kepada mereka,
aku ingin berterima kasih. Karena aku banyak belajar dari mereka. Kebahagiaan
dari seorang pengajar adalah apabila ia melihat murid yang diajarnya berubah
dan menguasai apa yang kita ajarkan. Dan aku tidak peduli seberapa pelan, yang
terpenting adalah aku melihat kalian berubah menjadi lebih baik, sedikit demi
sedikit.
Masih
teringat saat aku memasuki rumah orang yang memintaku untuk memberikan
bimbingan les untuk anaknya, hatiku sangat gugup. Aku tidak percaya hal itu
terjadi dan aku sangat bersyukur. Aku memasuki rumahnya dan saking gugupnya,
aku sampai masuk dari gerbang parkirnya. Dan hari itu, adalah hari pertama aku
menjadi guru les. Hatiku sangat bahagia dan bangga, namun yang lebih penting
adalah aku mendapat kepercayaan yang baru dan aku ingin melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya. Dan aku sangat sangat berterimakasih atas kesempatan itu.
Memang,
tidak banyak materi yang aku dapatkan dari sana, namun bukan hanya materi yang
aku dambakan. Aku mendapatkan kedamaian saat aku mengajar mereka dengan tulus.
Ketulusan, yah itulah alasanku mengerjakan semuanya dengan ringan. Karena
ketulusan adalah energi maha dahsyat yang memberiku tenaga saat aku lelah.
Manfaat ketulusan itu kasat mata, tidak banyak orang dapat melihatnya namun aku
merasakannya. Mungkin orang bilang bahwa tidak ada orang yang bisa hidup
tanpa uang, namun aku yakin bahwa di samping uang berkah itu juga ada. Aku
mungkin satu dari sekian banyak orang yang tidak memiliki tumpukan materi,
namun aku memiliki kebahagiaan. Apalah arti materi yang begitu menumpuk jika
setiap orang tidak menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalamnya? Semuanya
akan sia-sia. Dan aku memang berusaha mencari rizki karena aku juga tidak bisa
hidup tanpa uang, namun yang membedakannya adalah aku mencarinya melalui
ketulusan, kejujuran dengan kebahagiaan. Berkah itu ada, keluargaku tidak
memiliki tumpukan materi, namun kami bahagia. Itulah hakikat berkah, itulah
makna nikmat yang tidak bisa terbeli dan mungkin tidak bisa dilihat oleh banyak
orang lainnya namun ianya ada dan benar-benar kurasakan.
Terima
kasih, ya terima kasih. Suatu kata maha dahsyat yang akan membawa kita ke
gerbang kebahagiaan. Suatu kata yang sulit hanya untuk di ungkapkan dengan
kata-kata. Dan ‘terima kasih’, satu kata itulah yang ingin pertama kali aku
ucapkan saat aku bangun dari tidurku. Terima kasih Allah untuk segalanya.
Comments
Post a Comment