A wonderful story from a disabled woman.
Sedikit saja cobaan di dalam hidup ini kerap membuat
orang cepat mengeluh. Namun, lihatlah Een Sukaesih yang mendapat cobaan
bertubi-tubi tapi tak terlihat ada kelelahan di wajahnya. Ibu Een, wanita 32 tahun yang
sakit sejak 26 tahun yang lalu sehingga membuatnya tidak bisa bergerak jauh
dari tempat tidurnya. Selama bertahun-tahun ia menjadi bedridden, terbaring lemah tanpa mampu menggerakkan kedua tangan
maupun kakinya. Dunianya hanya lah seluas ruang kamarnya, langitnya hanya
sebatas langit-langit kamarnya. Selama ia sakit, ibu dan kakaknyalah yang mengurusnya
dengan sabar dan telaten. Memandikan, menyuapi saat makan dan mengurus segala
keperluannya, karena bu Een memang tidak bisa bergerak, hanya ia masih mampu
melihat indahnya dunia dan berbicara seperti orang lainnya. I can imagine, how bored her days must be.
Lie down on the same room everyday. But that’s miracle and power from God that
always make her be really strong...
Ia menyadari, kelumpuhannya mungkin
merepotkan banyak orang. Namun ibu Een ingin penyakitnya itu tak menghentikan
dirinya memberikan yang terbaik untuk banyak orang. Keterbatasan tersebut tidak
menghalangi ibu Een untuk terus berkarya dan bermimpi. Mungkin dunianya hanya
sebatas ruang kamarnya, namun imajinasi dan mimpinya tidak terbatas dimensi
ruang. Keyakinannya mampu mendobrak segala keterbatasannya. Keyakinan hidup
dalam sanubarinya dan menjadikan hidupnya bermanfaat bagi orang lain. Kisah
hidupnya begitu menginspirasi. Dan mimpinya semakin menjadi nyata saat Presiden mengunjunginya dan
memberikan dukungan dalam pembangunan rumah pintar di sekitar kampungnya.
Ibu Een dulu adalah seorang
mahasiswa keguruan dari UPI Bandung yang bercita-cita menjadi guru. Sebelum
mimpinya terwujud, ia menderita sakit Rheumatoid arthritis (RA). Penyakit ini merupakan
penyakit autoimun kronis, progresif dan melumpuhkan. Beberapa penelitian
menunjukkan kalau penderita penyakit ini kebanyakan kaum wanita.
Sampai
akhirnya penyakitnya menjadikannya lumpuh. Ia tidak bisa menjadi guru, mimpinya
harus kandas. Namun bu Een tidak berpikir demikian. Ia boleh menjadi lumpuh,
namun otak dan pikirannya masih berkembang dan setara dengan orang normal pada
umumnya. Mungkin ia mustahil untuk mejadi seorang guru di sekolah formal, namun
ia tetap bisa menjadi guru. Ia tetap bisa mengajar, tanpa harus datang ke
sekolah. Dan ia pun bertekad untuk mampu mengajar, sehingga menjadi pribadi
yang bermanfaat bagi orang lain.
Maka ia pun mulai mengajar
anak-anak tetangga di sekitar lingkungannya tentang materi pelajaran SD mulai
dari matematika sampai bahasa Inggris. Ia juga membantu mereka dalam
mengerjakan PR. Bu Een melakukannya dengan segala keterbatasan yang ia miliki.
Ia mengajar sambil berbaring dan murid-muridnya akan membacakan soal yang ingin
ditanyakan. Namun itulah yang membuat bu Een luar biasa. Meskipun dengan
berbaring, namun ia bisa mengajar dengan baik. Hingga semakin bertambahlah
murid-murid yang belajar kepadanya. That’s
really wonderful, make me remember a Japanese girl who has the strong spirit
which her book is really famous. Diary of Aya.
Cerita ibu Een menjadi sangat
mahsyur ke seluruh penjuru nusantara. Ia tidak pernah mengeluh dengan
keterbatasan yang ia miliki. Ia tidak menyerah saat menghadapi penghalang yang
sangat berat. Kehilangan kemampuannya untuk bergerak. Ia menghadapi setiap
kesulitannya dengan sabar dan ketekunan. Walau bagaimana pun kondisi yang ia
hadapi. Ia bergerak, mungkin setiap orang mampu melihat pencapaian yang ia
dapatkan sebagai langkah luar biasa. Namun pemcapaiannya saat ini merupakan
rangkaian dari perjalanannya dan langkah-langkah kecil yang ia lakukan setiap
hari dengan sabar dan tanpa kenal lelah.
Pesan apa yang mampu kita petik dari kisah luar biasa ibu
Een? Banyak, sangat banyak. Kisah ibu Een menunjukkan betapa agung dan Maha
Besanya Allah. Dimana kita memiliki kemauan yang kuat dan kita terus bergerak
untuk mewujudkannya, maka Allah pasti akan memberi jalan. Tidak ada produk
Tuhan yang gagal. Semua ciptaan Allah yang ia ciptakan memiliki manfaat untuk
saling melengkapi ciptaannya yang lain. Allah Maha Mendengar, ia selalu
mendengar walau jeritan paling lirih jika ia terucap dari hati yang tulus.
Dan ibu Een mengawali pengabdiannya
dengan ketulusan. Ia tidak mengharapkan materi yang besar atau imbalan lainnya.
Ia melakukan segalanya dengan keikhlasan. Namun sekarang ia mampu mewujudkan
mimpinya menjadi nyata. Jika kita melakukan sesuatu secara ikhlas, maka kita
akan mendapatkan lebih dari yang kita bayangkan.
AND WHEN YOU WANT SOMETHING, ALL THE UNIVERSE CONSPIRES IN HELPPING YOU TO ACHIEVE IT..
wRItten by : Rahma Martiana 10/2/2014
Comments
Post a Comment