Pagi ini, ku usir segala malas
dan rasa dingin yang menghinggapi. Ku buka mata dan segera menjerang air di
atas tungku tanah dari dapurku. Untuk sedikit memberi kehangatan pada kulit ari
yang terasa dingin.
Kota Magetan yang terletak di
kaki gunung Lawu memang memiliki udara yang cukup dingin. Belum lagi jika pagi
hari saat embun mulai menetes dari kaki awan. Namun hari ini, kunyalakan
kembali semangat hidupku. Semangat untuk kembali beraktivitas dan kuliah setelah
libur kurang lebih dua bulan.
Meski rasa kantuk masih menjalar
di kelopak mata, dan hangatnya kamar tidurku masih melambai-lambai karena
enggan untuk ku tinggalkan namun aku ingin segera memompa semangatku pagi-pagi.
Menyambut kehidupan baru. Menyambut kesuksesan dengan lebih hangat.
Selesai mandi dengan air hangat
yang menyegarkan tubuhku, lalu aku pun melaksanakan sholat Subuh dengan
khusyuknya. Ku kenakan jaket dan ku rapikan semua perlengkapan pakaian ku untuk
menuju ku Ponorogo tercinta. Sarung tangan, masker, kaos kaki, dan jaket tebal
telah siap aku kenakan. Setelah mendapat restu dari ayah dan ibuku, aku pun GO
to Ponorogo.
Deru suara motor yang melaju
berlomba dengan mentari pagi, ditemani cericit burung yang terbang dan menari.
Melawan semua rasa kantuk dan rasa dingin dengan menatap hangat indahnya pagi. Mengingat petuah agung sang
Pemimpin sepanjang zaman “ Tuntutlah ilmu walau ke negeri China”. Ku ayunkan
langkah ku pasti, ku bulatkan tekad dengan yakin ingin menjemput ilmu dan
ridho-Nya untuk mencari bekal hidup di dunia dan akhirat.
Bukankan kalau niat kita untuk
mencari ilmu kita akan mendapat pahala yang tiada habis dan hentinya. Karena
itulah semangatku tak pernah padam. Dengan sabar dan tekun terus ku ukir
mimpi-mimpiku. Aku yakin suatu saat semua perjuanganku akan berbuah manis.
Fantasi dan imajinasiku ku
kepakkan jauh. Ku anggap perjalananku dari Magetan ke Ponorogo sebagai
perjalanan dari Nagoya sampai ke Kyoto dengan naik Shinkazen. Karena mimpiku
dulu sewaktu masih SMA ingin melanjutkan kuliah ke Jepang. Semoga mimpi itu
dapat terwujud. Amin. Kuawali semua langkahku dengan bismillah. Dengan penuh
harap Allah akan selalu memberi berkah di setiap detik yang aku lalui. Karena
waktu akan menjadi saksi suatu ketika nanti di negeri akhirat. Dengan tasbih
dan tahmid yang selalu kusenandungkan dalam hati. Ah, damai terasa pagi ini.
Comments
Post a Comment