Pemikiran berbasis kreatifitas
Dunia semakin berubah, zaman
semakin maju, dan teknologi terus berkembang. Mengubah pola pikir manusia dari
yang hanya mengandalkan otak sebagai alat untuk berpikir dan memproses
perhitungan berpindah kepada alat elektronik dan teknologi. Zaman dahulu dapat
dipastikan, jika seseorang berotak cerdas dan cemerlang seperti Albert
Einstein, Newton, Pascal dan ilmuwan yang tersohor yang mewariskan ilmunya
hingga saat ini dipastikan mereka benar-benar adalah orang yang jenius, dengan
tingkat IQ yang mendekati 200 dengan kesabaran dan keuletan yang super tinggi
mengantarkan mereka menjadi orang yang legendaris dari zaman ke zaman. Namun
pada saat ini, untuk menjadi legendaris tidak hanya diperlukan otak yang super
jenius. Tidak hanya diperlukan keuletan untuk terus melakukan penelitian selama
bertahun-tahun.
Seiring dengan berkembangnya zaman,
pertambahan populasi penduduk dunia kian tak terbendung. Sehingga menghasilkan
ledakan populasi menjadi ratusan kali lipat dari jumlah penduduk pada zaman
dahulu. Peningkatan jumlah penduduk dunia, tidak diiringi dengan peningkatan
lahan untuk tinggal dan untuk menanam bahan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup penduduk dunia. Planet bumi tidak berkembang, tidak meluas,
lahan pertanian pun kian sempit sehingga manusia harus berpikir untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dan juga kebutuhan pangannya. Mulailah
bermunculan pemikiran-pemikiran yang kreatif sebagai solusi untuk memecahkan
permasalahan penduduk dunia. Mulai terciptalah teknologi sebagai alat untuk
mempersingkat waktu, menghemat biaya dan mempermudah kinerja manusia. Teknologi
pun terus berkembang dari yang sederhana menjadi sangat canggih berbasis
intelegensi manusia dan dapat menggantikan kerja-kerja manusia. Manusia modern
pun dituntut untuk semakin kreatif untuk terus dapat mempertahankan hidupnya.
Pergeseran pola hidup yang dahulu tidak terpikir,kini benar-benar mengubah
perilaku masyarakat modern. Alat telekomunikasi memainkan peranan yang semakin
besar. Telepon, internet, jejaring
sosial, penjualan elektronik, layanan pemerintah dan jasa yang berbasis
elektronik menggeser peranan tenaga kerja dan memulai persaingan kerja-kerja
kreatifitas manusia.
Saat ini industri kreatif sedang
dalam pertumbuhan yang menakjubkan. Dalam berbagai bidang terdapat suatu pola kreatif yang harus ada
untuk dapat menarik minat sejumlah orang. Persaingan adalah faktor nyata yang membuat
kreatifitas mutlak diperlukan. Jika dulu kebutuhan hidup pokok manusia hanya
cukup pada pangan, sandang dan papan, kini semakin meluas dengan memasukkan
kesehatan, pendidikan dan hiburan sebagai kebutuhan primer manusia modern.
Pola-pola kehidupan lama yang monoton kian ditinggalkan, berganti dengan
kehidupan yang penuh dengan dinamika, fantastis dan penuh dengan kejutan.
Seseorang yang bekerja keras dari
muda dan mengumpulkan uang untuk masa tua sedikit demi sedikit dengan menabung,
berhemat, tidak menggunakan uangnya untuk keperluan apapun, itu adalah cara
lama. Kini tinggal menjadii mitos. Karena pola pikir seperti itu sudah
ketinggalan zaman. Jika orang yang ingin sukses di kala tua, maka dia harus
berpikir kreatif dari muda. Membangun jaringan bisnis, tidak takut mengambil
resiko kehilangan uangnya dengan berinvestasi. Berpikir kreatif untuk
berbisnis. Itu adalah salah satu cara-cara pengembangan pola pikir di era
milenium ini.
Berpikir kreatif, apa sebenarnya
makna dari kedua kata itu. Jujur, penulis akui, untuk mereka yang terbiasa
berpikir dengan lurus-lurus saja, mereka yang banyak mengandalakan otak kiri
untuk berpikir akan meras sangat sulit mengembangkan pola pikir kreatif ini.
Padahal berpikir kreatif kini mutlak diperlukan ditengah booming populasi
manusia dan persaingan dari sesama jutaan penduduk bumi.
Otak manusia dalam memproses
informasi terdiri dari dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri
adalah pusat perintah yang mengatur, mengintruksi dan mengontrol segala yang dilakukan
oleh tubuh bagian kanan. Otak kiri berfungsi sebagai gerbang aritmatika dan
logika pada pemikiran manusia. Perhitungan dan aritmatika diselesaikan oleh
otak kiri berdasarkan logika.
Otak kanan adalah pusat perintah
yang mengatur, mengintruksi dan mengontrol segala yang dilakukan oleh tubuh
bagian kiri. Otak kanan berfungsi sebagai gerbang kreatifitas dan imajinasi
pada pola pemikiran manusia. IQ atau kemampuan intelejensi seseorang terletak
pada otak kirinya. Sedangkan EQ atau kemampuan mengelola emosi seseorang
terletak pada otak kanannya. Seseorang yang pandai dalam matematika dan ilmu
eksak dapat dipastikan bahwa otak kirinya sangat dominan. Namun seseorang yang
pandai dalam menggambar, berimajinasi, selalu ingin berbeda dari yang lain
dapat diperkirakan bahwa otak kanannya yang dominan.
Sebagaimana otot manusia, jika
sering dilatih dan digunakan untuk berolahraga, maka akan terbentuk menjadi
otot yang kuat. Maka peran otak kiri dan otak kanan pun dapat kita latih untuk
dapat menyeimbangkan peran keduanya. Dizaman sekarang kemampuan intelejensia
saja tidak cukup untuk bisa memenangkan persaingan hidup menuju kesuksesan.
Kemampuan dalam berhitung, penguasaan dalam ilmu-ilmu pasti dan kemampuan untuk
memecahkan masalah dengan logika saja tidak cukup. Untuk menjadi orang yang
berhasil diperlukan juga kemampuan verbal dalam berkomunikasi dengan orang
lain, kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur emosi, memecahkan masalah
secara kreatif mutlak lebih diperlukan untuk memenangkan persaingan yang tak terhindarkan
pada masyarakat modern.
Jika otak kiri seseorang lebih
dominan, maka pola pikir yang dia gunakan adalah analitic problem solving
yaitu pemecahan masalah dengan metode analisis dan melalui gerbang logika. Contohnya
adalah jika seorang anak berumur 18 tahun dari keluarga kurang mampu ingin
sukses dan melanjutkan kuliah namun tidak memiliki biaya. Maka dalam pola pikir
analitik dia akan bertanya (1) Mengapa saya tidak dapat melanjutkan kuliah jawabannya
karena saya tidak memiliki biaya (2) Mengapa saya tidak memiliki biaya
jawabannya karena orang tua saya miskin (3) Mengapa orang tua saya miskin jawabannya
karena orang tua saya saya penghasilannya kecil (4) Mengapa orangtua saya
berpenghasilan kecil jawabannya karena pendidikannya rendah sehingga tidak
bisa sukses (5) Mengapa saya juga tidak bisa sukses jawabannya karena
saya tidak bisa melanjutkan kuliah.
Pola pikir analitic problem
solving akan membawa Anda ke dalam lingkaran logika tanpa bisa menemukan
jawaban dan solusinya. Pertanyaan yang banyak timbul dari mereka yang berpikir
dengan pola enalitik adalah mengapa, sehingga hanya menghasilkan alasan-alasan,
tanpa ada solusi yang pasti.
Berbeda dengan orang yang berpikir
dengan menggunakan otak kanan. Mereka akan berpikir dengan menggunakan pola
pikir creative problem solving . Mereka berusaha untuk memecahkan
masalah secara kreatif dan menemukan solusi dari permasalahan mereka. Jika satu
cara tidak dapat terselesaikan, maka akan muncul banyak cara dalam otak mereka.
Contohnya dengan permasalahan yang sama diatas, maka orang-orang yang berpikir
kreatif akan menemukan cara kreatif sebagai solusi. (1) Apa yang saya bisa
lakukan agar saya bisa melanjutkan kuliah? Jawabannya mungkin bekerja,
berjualan, bekerja sampingan, membuka usaha dan lain sebagainya. (2) Kemampuan
apa yang saya punya yang dapat saya jual? Jawabannya mungkin, kemampuan tenaga
untuk bekerja, kemampuan berbicara untuk berjualan, kemampuan berbisnis, dsb.
(3) Siapakah yang bisa saya ajak kerjasama untuk dapat mewujudkan mimpi saya,
dsb.
Mereka yang terbiasa dengan pola
pikir kreatif akan selalu memunculkan pertanyaan apa dalam pikiran
mereka, sehingga menghasilkan solusi atau cara-cara dalam persoalan yang mereka
hadapi. Seperti kata pepatah, orang sukses itu kelebihan cara, sedangkan orang
gagal itu kelebihan alasan.
Di zaman yang penuh dengan
persaingan ini hidup memang sangat penuh dengan dinamika, ketakterdugaan dan kemajuan
yang sangat pesat, maka pengandalan kemampuan intelejensi atau IQ saja tidaklah
cukup. Diperlukan kemampuan pengolahan EQ atau emosional yang baik. Kemampuan
untuk berkomunikasi, menarik perhatian orang, menanamkan kepercayaan pada orang
lain dan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir
kreatif mengikuti perkembangan zaman, menjadi lebih kreatif dan sangat kreatif
sampai titik infinite yang belum diketahui ujung dan pangkalnya.
Dalam kreatifitas dibutuhkan daya
imajinasi yang tinggi. Pada penelitian menunjukkan bahwa imajinasi berasal dari
alam bawah sadar manusia saat otak mengalami gelombang alfa dan teta. Saat
itulah alam bawah sadar bisa mengembang dan menghasilkan bayangan, angan-angan
ataupun lamunan yang super kreatif. Namun jangan salah, imajinasi itulah yang
bisa mendorong manusia untuk bisa kreatif. Alam bawah sadar itulah yang
sebenar-benarnya sadar. Maka jangan takut dan jangan ragu-ragu untuk
berimajinasi dan berangan-angan.
Comments
Post a Comment