Mengagumi
sosok Tri Rismaharini
Ibu Tri Rismaharini atau yang akrab disapa bu Risma,
walikota Surabaya, adalah sosok pemimpin perempuan yang sangat berkarakter dan
berprinsip sangat teguh yang kini mulai jarang dimiliki oleh pemimpin di
Indonesia. Sosoknya yang sederhana, dengan gaya pemimpinannya yang tegas bahkan
tak segan-segan marah-marah jika ada sesuatu yang ia lihat tidak beres adalah
ciri khas kepemimpinannya . Dan kini, mari kita kenal lebih dekat ibu Risma,
sang walikota yang menginspirasi.
Ibu Risma sering marah-marah saat ia terjun ke
lapangan dan mendapati hal yang tidak sesuai. Ia marah-marah saat blusukan di
pasar, karena saat itu kontraktor tidak menepati kontrak seperti yang
disepakati sebelumnya. Dan di berbagai tempat lainnya. Namun ia marah bukan
semabarang marah. Ia melakukannya karena profesionalitas yang ia miliki. Ia
tegas. Langsung terjun ke lapangan. Banyak bekerja dan mampu melakukan
perubahan yang saat ini terlihat dengan gamblang.
Ketika bu Risma melihat ketidakberesan yang ada di
depannya, maka ia langsung turun tangan menyelesaikannya. Ia tidak gengsi atau
segan melakukannya. Karena menurutnya,
yang penting permasalahan cepat selesai. Tanpa harus mengulur waktu dan
menunggu-nunggu. Jika ia turun tangan, ia percaya bahwa permasalahannya cepat
selesai dan bisa memikirkan masalah berikutnya. Memang benar, kata Bu Risma.
Saat Bu Risma turun tangan langsung, semua permasalahan yang tidak kunjung
selesai di area bawahannya, akan segera beres saat Bu Risma turun tangan. Dan
kini dengan 51 penghargaan yang ada di tangan, Bu Risma mempelopori menjadi
pemimpin wanita yang tangguh dan kuat. Ia sangat amanah dalam jabatannya.
Dengan segala persoalannya, ia hadapi dengan terus bekerja, bekerja dan
bekerja.
Namun ada suatu hal yang tidak semua orang tau
tentang sisi lain Bu Risma. Meskipun ia tegas, terkenal tangguh, suka
marah-marah namun ia memiliki sisi kelembutan di hati seperti wanita pada
umumnya. Ia mudah tersentuh, menangis, bahkan tertekan dalam kesehariannya
menjalani profesinya.
Dalam dialognya di acara Mata Najwa bu Risma sangat sedikit
bicara. Terlihat raut muka seorang wanita lembut dari sorot matanya. Bahkan, ia
berkali-kali meneteskan air mata dan tidak mampu menjawab pertanyaan Najwa,
sang host pada acara tersebut.
Ia memaparkan berbagai penderitaan rakyatnya yang
sering ia jumpai. Memaparkan dilema dalam membuat keputusan dalam tekanan
berbagai pihak. Dan ia juga memaparkan niatnya untuk mengundurkan diri dari
jabatan walikota karena tekanan politik yang menggoyahkan kedaulatannya sebagai
walikota.
Dalam ketegaran seorang Bu Risma, ia juga merupakan
wanita yang rapuh. Ia berkali-kali mengatakan bahwa ia ingin mundur, bahkan
saat Najwa memberinya semangat dan memancing agar Bu Risma membuang
keinginannya untuk mundur dan berjanji untuk menyelesaikan masa jabatannya, Bu
Risma tidak mengiyakannya. Ia tidak berani, karena ia takut tidak mampu untuk
menepatinya.
Dari sosok seorang pemimpin yang memimpin ke arah
perubahan seperti Bu Risma, kita meneladani banyak hal. Kepemimpinannya, rasa
amanah dan tanggung jawabnya, kesederhanaannya dan masih banyak lagi. Ia adalah
sosok pemimpin yang pekerja keras dan pemikir. Ia terus berpikir, bekerja,
berpikir, bekerja tanpa kenal lelah untuk dapat memberikan yang terbaik untuk
kota Surabaya tidak hanya pada hari ini, atau pada masa kepemimpinannya saja.
Namun setiap saat ia di masa depan nanti. Ia memberikan perubahan pada berbagai
bidang, menyelesaikan masalah pada saat itu juga, real thinker and doer. Menyelesaikan masalah sampai di akarnya,
terus berjuang di tengah hantaman badai tentangan lawan politik serta
orang-orang yang tidak suka dengan kebijakkannya. Namun ia tetap kokoh berdiri,
melawan arus dan terus bekerja.
Namun bagaimanapun ia adalah sosok perempuan yang
mudah rapuh. Hati nuraninya terusik kala tentangan berbagai pihak sudah tidak
kuat lagi ia tahan. Ia menangis, hanya pada sang Illahi saja ia menggantungkan
asa. BU Risma, sosok kuat namun masih rapuh. Itu manusiawi, karena kita manusia
biasa. Semoga Allah memberikan Bu Risma kekuatan untuk dapat terus memberi
sumbangsih pada negeri ini. The strongest yet fragile...
Comments
Post a Comment