Mentari pagi bersinar secerah buah strawberry.
Cahaya kemerahan tersemburat dari kaki-kaki langit di ujung timur ponorogo. Ah,
rasanya ada setangkup rasa syukur yang tak terhingga saat aku bisa merasakan
hangatnya pagi dan memulai kembali hari ini.
Alhamdulillah, Allah masih memberiku kesempatan
untuk berbagi ilmu di atas bumi-Nya. Dan hari ini, aku ngajar jarimatika di SD
Ronowijayan Ponorogo. Alhamdulillah, kemaren sempat download tutorial video
untuk ngajar metematika yang baik buat anak dari Profesor Yosanes Surya, sang
maestro Fisika, si bapak Fisika Indonesia. Dan saatnya untuk mengaplikasikan.
Keadaan kelas seperti biasa, luar biasa ramai. Tapi
aku senang, karena mereka anak-anak jadi mereka ramai. Itu adalah hal biasa.
Dengan semangat dan enerjik, aku berusaha memancing perhatian mereka. Lomba adu
cepat berhitung, lomba adu cepat menjawab dan akhirnya semangat pagiku pun
tertular kepada anak-anak.
Dan saat aku suruh mereka mengerjakan soal, mereka
mengerjakan dengan berbagai tingkah unik mereka. Dan yang paling mengejutkan ku
adalah tingkah si Rahul. Rahul adalah anak kelas 2 yang hiperaktif. Suka jailin
temannya dan setahun lalu tinggal kelas. Paling malas saat disuruh mengerjakan
soal dan suka melawan.
Tapi aku
menghadapi dia dengan biasa saja. Dengan sabar, tapi kalau udah
keterlaluan ya tinggal jewer aja, hahahhaha. Namun hari ini ia bertingkah
manis. Cenderung manja. Dia tumben-tumbenan mau mengerjakan soal dan mulai
bertanya.
“Kak ini gimana yang no 2?”. “Kak no 4 ni jawabanku
bener gak?” tanya dia balik-balik bertanya. Bahkan dia menghampiriku saat aku
lagi ngajari anak yang lain dan menyeretku ke mejanya. Dia sangat berbeda.
Aku dengan senang hati menjelaskan, dan
sekali-sekali mengajarinya dengan jari-jemarinya yang kecil. Tapi, hari ini dia
bertingkah sangat spesial. Membuat hatiku senang. Dia sudah berubah. Dan dia
akan terus berubah. Padahal dia sudah diberi predikat anak nakal di kelasnya,
namun aku tidak pernah memperlakukannya seperti anak nakal. Dia sama, dan
akhirnya hari ini dia un mengerjakan hal sama, seperti anak yang manis lainnya.
Anak-anak pun belajar dengan suasana yang ramai
namun penuh dengan semangat. Aku sangat bahagia karena aku dapat menularkan
ilmu pada mereka. I want all the students
know that each of them are loved.
Menghadapi anak spesial bukan hanya Rahul saja.
Karena aku juga ngasih les beberapa anak. Salah satunya adalah Rizal siswa SMP
kelas 9, dia bukan main parah malas dan susahnya untuk diajak belajar, 2 tahun
tinggal kelas pas SD dan juga pergaulannya dengan teman-teman yang gak suka
belajar.
Ada aja tingkah Rizal buat menunda-nunda atau kabur
dari les. Kalo aku sampai di rumahnya, dia berangkat main, jadi aku harus
nunggu sampai pulang. Kalo gak gitu, waktu aku sampai rumah dia, dia malah pergi tidur dan akku harus nungguin
dia sampai bangun. Kalo udah bangun pun dia pasang muka badmood dan bilang kalo
lagi pusing. Jadi meskipun aku ngejelasin
sampai berbusa,dan baru aja aku ucapkan secara berulang sampai lima kali, tapi
kalo dibalik dikasih pertanyaan dia udah gak inget. Wah, pokoknya harus super
sabar ngehadapinnya.
Namun aku
tidak menyerah menghadapinya. Kini,
walaupun Cuma sebentar-sebentar, ia mulai tertarik untuk belajar. Meskipun
dengan raut muka yang bad mood, namun ia terus menyelesaikan belajarnya. Sedikit
demi ssedikit dia mulai berubah. Mulai menghargai kalo aku dateng, mau berusaha
memahami walaupun Cuma sedikit dan tidak cepat ngantukan.
Sebagai seorang manusia, terkadang aku juga bosan
mengalami hal-hal yang tidak nyaman saat mengajar. Seperti dicuekkin, gak
dianggep dan lain sebagainya. Tapi aku gak berputus asa. Kalo aku mau mereka
berubah, maka aku yang pertama kali harus berubah. For things to change, I must change myself first. Aku harus bisa mengubah gaya mengajarku agar
mereka tertarik untuk belajar. Makanya aku mulai untuk berburu ilmu tentang
mengajar efektif dan beberapa ilmu tetang neuroscience
alias kelakuan otak.
Aku banyak baca buku tentang neuroscience, salah satunya dari Tony Buzan dan buanyak lagi. Tapi aku belum benar-benar menemukan
ispirasi yang pas untuk metode belajar mengajar yang baik. Sampai akhirnya aku
ketemu buku nya Adam Khoo yang judulnya Self-made
millionaire (kok gak nyambung ya?hehehhee)
Disitu meskipun buku tentang bisnis, namun aku
belajar banyak hal. Aku jadi tau kenapa perusahaan2 di negri marmut nan kecil
seperti Singapore mampu menjadi TOP company dan menguasai berbagai pasar di
Asia bahkan dunia. Kuncinya mereka gak mau sekedar menjadi no 2. Mereka harus
jadi The Best One dan Market Leader untuk produk kelasnya.
Nah mulai dari situ, aku apliakasikan dalam
mengajar. Aku gak mau jadi guru yang sekedar ngasih pelajarn yang mereka
pelajari, bantu ngerjain PR trus pulang. Aku ingin memberi lebih. Dan salah
satunya adalah dengan memberi inspirasi dan memancing kegairahan belajar
mereka. Aku mengatur nada suaraku dalam mengajar, mengontrolnya dengan sebaik
mungkin. Dengan nada suara yang monoton, cenderung membuat siswa menjadi bosan.
Makanya aku harus bisa memainkan intonasi. Memberikan catatan dengna metode mindmapping yang dapat menghemat energi
mereka untuk menghapal dan belajar dengan trik yang membuat mereka cepat
memahami tanpa harus merasa ngos-ngosan.
Setiap kali aku berangkat ngajar, aku membayangkan
diriku adalah mahasiwa dari Universitas top di Asia, NTU Singapore. Jadi aku memiliki kepercayaan diri untuk mengajar
dengan kekuatan imajinasi. Aku berusaha mengajar setiap pelajaran eksak seperti
matematika, fisika dengan menyenangkan dan mudah. Selain itu aku selalu siap
untuk belajar mata pelajaran lain yang mereka mengalami kesulitan. Aku
membayangkan diriku adalah seseorang yang jenius dan mudah dalam menyerap segal
pelajaran, sehingga aku dapat belajar kemudian mengajarkan kembali kepada
mereka dengan cara yang mudah.
Hasilnya Alhamdulillah memuaskan. Dua diantara murid
lesku saat ini ikut olimpiade tingkat kabupaten. Yang satu ikut olimppiade
Biologi yang satu lagi ikut olmpiade IPS. Walaupun peranku sangat kecil dalam
prestasi mereka, mungkin hanya 1 % karena
99 % adalah usaha dan kerja keras
mereka sendiri, namun aku merasa sangat bahagia. Itulah kekuatan imajinasi.
Kini aku bangga karena masing-masing dari mereka sudah memiliki mimpi. Dan aku
selalu mendorong mereka untuk menggapai mimpi mereka.
Saya selalu bilang,’Jika kita sungguh-sungguh ingin
membuat mimpi kita menjadi nyata, maka mulai dari sekarang kita harus mengatur
stategi untuk meraihnya. Mulai belajar lebih keras. Jika kita tidak berusaha
dan belajar lebih keras, kita tidak akan pernah meraih mimpi-mimpi itu dan ia
akan menguap begitu saja’.
Sedikit demi sedikit mereka mulai balajar mengatur
diri mereka sendiri utnuk meraih mimpi mereka sendiri. Mereka belajar memahami
diri mereka dan berusaha lebih keras dari sebelumnya. “A goal is a dream with a deadline”. Dan saya mendorong mereka untuk
melejit menuju puncak prestasi. The most
supperior thing that you have is your own thought.
Comments
Post a Comment