Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2012

Lembayung cinta... Kenikmatan dalam ketaatan kepada-Nya

Hati adalah istana seorang insan, yang masing-masing dari kita sendirilah yang menentukan luasnya. Disitulah tersimpan cinta, cinta seorang hamba kepada Tuhan-Nya. Tersimpan nur yang memancar sampai ke wajahnya. Wajah orang-orang yang tenang , yang di dalam hatinya terdapat cinta selalu memancarkan keteduhan, keindahan dan kedamaian. Tidak ada hal yang merisaukan hati seorang insan yang memiliki cinta kepada Rabb-nya. Cinta telah menguatkannya. Tidak ada hal yang membuatnya sedih dan berduka cita. Hatinya dipenuhi dengan iman dan cahaya.  Apapun yang kita lakukan dengan landasan cinta kepada Rabb kita adalah sebuah bentuk ibadah yang sempurna, yang semuanya memiliki nilai pahala. Setiap detak jantung kita, setiap hembusan nafas kita, setiap derap langkah kita adalah ibadah, semuanya karena cinta. Alangkah indahnya cinta. Pasti kita akan selalu mengawasi apapun yang kita lakukan, yang kita ucapkan, yang kita pikirkan, dan memastikan semuanya hanyalah hal-hal yang bermanfaat. Hi

Mutiara ilmu dalam Kalamullah

Pembaca kitabullah yang lalai akan apa yang dibacanya, ibarat orang yang mnghadapi beberapa peti. Dalam setiap peti terdapat permata yang dikirim raja untuknya. Ada peti yang berisi yaqut merah, ada yang berisi yaqut kuning dan ada yang berisi yaqut biru. Peti-peti lain berisi zamrud dan mutiara. Yang ia lakukan hanyalah menghitung jumlah peti di hadapannya. Ia mengetahui bahwa isi peti sangat berharga, tetapi ia tidak ,menikmatinya. Itu karena matanya tertuju pada peti, bukan pada isi peti. Apa yang dilihat matanya terlihat indah oleh jiwanya. Pengetahuan tentang nilai dan mahalnya permata tidak menggerakkannya. Ia bagaikan orany yang ngantuk dan nyaris tidur. Seandainya ia melihat isi peti dan melihat permata yang bersinar, tentu ia sangat gembira dan hatinyapun terpikat. Bila ia melihat namanya terukir di permata, kekagumannya bertambah besar. Ia semakin senang dan bahagia. Ia pun bergumam, aku mendapat tempat disisi sang Raja. Beliau mengirim permata ini untukku dengan namaku

Tetesan embun kesejukkan Untuk Penerus Tonggak Perjuangan

Indonesia, membentang indah kepulauannya dari bantaran Sabang sampai Merauke. Terhampar luas keelokan lautnya dari Talaud sampai ke Pulau Rote. Termahsyur sudah kebesaran tanah pusaka, yang direbut dari tangan penjajah dengan darah para pembela bangsa. Tak terperi kesulitan mereka, dan tak terkira pengorbanan para pahlawan kita. Makmur, indah, gemah ripah loh jinawi. Itulah sejarahnya, ya hanya sejarah. Mungkin kegagahan Garuda hanya kita kenal dalam sejarah. Semua  itu kini hanya tinggal sejarah, legenda, atau mitos hiperbolik yang diperdengarkan kepada para pemuda bangsa. Karena mungkin kini mereka tidak lagi mendengarkan auman macan Asia yang dulu bertahta merajai puncak masa keemasannya. Indonesia yang dulu begitu diagung-agungkan para pujangga dalam goresan tinta mereka, yang mahsyur dari abad ke abad kini tak lagi dirasakan dalam kehidupan nyata oleh pemuda-pemudi tunas bangsa. Mereka sering membaca karya pujangga yang begitu mempesona tentang kejayaan negeri sang Garuda.